Mungkin sudah banyak
catatan kecil dari sebuah kisah nyata yang kemudian diangkat menjadi sebuah
film. Film yang tujuannya untuk menginformasikan suatu peristiwa, memberikan
pelajaran berharga serta memberikan hiburan kepada para penonton. Dari sekian banyak
film yang diangkat dari kisah nyata, salah satu yang terbaik menurut saya
adalah Flash of Genius. Kisah nyata seorang manusia bernama Robert Kearns (Greg
Kinnear) yang kemudian menemukan sebuah inovasi untuk wiper mobil dalam
perjalanan hidupnya. Idenya memang sederhana, yaitu untuk menirukan cara kerja
mata manusia yang memiliki jeda dalam proses kedipannya. Namun siapa sangka
justru penemuannya telah membawanya kedalam suatu petualangan baru dalam
hidupnya.
Flash of Genius Film Cover |
Berawal dari kesuksesan
menciptakan prototype pertama untuk
temuannya, Kearns kemudian berencana untuk membuatkan hak paten untuk temuannya
itu lalu memproduksinya secara massal. Salah seorang temannya, Gil Previck
(Dermot Mulroney) hadir dengan membawa berita baik untuk Kearns. Gil menawarkan
Kearns untuk bekerja sama dengan salah satu pabrikan otomotif terbesar yaitu
Ford Motor Company.
Dikisahkan bahwa
hubungannya dengan Ford berjalan mulus hingga pada suatu hari Ford memutuskan
kerjasama secara sepihak. Di malam harinya ketika hujan turun cukup deras,
Kearns melihat didepannya melintas beberapa mobil Ford Mustang dengan pembersih
kaca berselang temuannya. Penasaran, Kearns pun mengikuti mobil tersebut hingga
dirinya sampai pada suatu pagelaran acara milik Ford.
Dalam acara tersebut
Ford memamerkan mobil baru dengan penghapus kaca berselang sebagai salah satu fitur unggulannya. Kearns
yang tidak percaya akan hal itu kemudian menceritakan kepada Gil. Kearns
mengajak Gil untuk menuntut Ford, namun Gil menolak karena ia menyadari betapa
kecil kemungkinannya untuk memenangkan gugatan atas perusahaan sekaliber Ford.
Kearns yang masih terus
keras kepala untuk memperjuangkan temuannya itu pun memulai perjuangannya
sendiri untuk menuntut Ford. Perjuangan
Kearns tidaklah mudah, ia bahkan sempat ditinggal pergi istrinya, Phyllis
Kearns (Lauren Graham) serta keenam anaknya. singkat cerita, keluarga Kearns
akhirnya kembali kecuali istrinya. Kearns lalu melanjutkan kembali perangnya
melawan Ford. Menariknya adalah kita akan menemukan Kearns sebagai seorang pengacara
untuk mewakili dirimya sendiri dibantu anak-anaknya melawan perusahaan otomotif
dengan pengacara super serta dana yang mungkin tidak terbatas.
Pada penghujung cerita
Kearns akhirnya memenangkan gugatannya atas Ford. hal ini disambut gembira oleh
semua pihak termasuk istri dan teman-temannya. Kearns akhirnya akan dapat
menikmati kembali hidupnya bersama keenam anaknya, namun tidak dengan Phyllis
istrinya yang memutuskan untuk pergi dari hadapan Kearns di akhir cerita.
Banyak pelajaran
mengenai hidup yang bisa kita ambil dari cerita tersebut. Kegigihan dan
idealisme seorang Robert Kearns adalah salah satunya. Selain itu kita bisa
menilai dari perspektif bisnis terkait apa yang telah dilakukan oleh perusahaan
besar terhadap seorang penemu adalah salah. Keuntungan mungkin menjadi salah
satu alasan yang melatarbelakangi perbuatan Ford Motor Company. Hal ini menjadi
masuk akal ketika dalam film tersebut diceritakan keinginan Kearns untuk
memproduksi sendiri pembersih kaca berselang temuannya. Namun, apapun alasannya
perbuatan seperti itu tetap saja tidak dibenarkan. Dalam bisnis juga terdapat
etika yang seharusnya dapat menjadi panduan bagi mereka para pelaku bisnis.